Jangan Sekali-kali Sebut Anak Anda “Nakal”

http://sigli-cyber.blogspot.com




“Anak saya ini nakal sekali”, kata seorang ibu.

“Kamu itu memang anak nakal”, kata seorang bapak.

Kalimat itu sering kita dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat sering kita mendengar orang tua menyebut anaknya dengan istilah nakal, padahal kadang maksudnya sekadar mengingatkan anak agar tidak nakal. Namun apabila anak konsisten mendapatkan sebutan nakal, akan berpengaruh pada dirinya.

Predikat-predikat buruk memang cenderung memiliki dampak yang buruk pula. Nakal adalah predikat yang tak diinginkan oleh orang tua, bahkan oleh si anak sendiri. Namun, seringkali lingkungan telah memberikan predikat itu kepada si anak: kamu anak nakal, kamu anak kurang ajar, kamu anak susah diatur, dan sebagainya. Akibatnya, si anak merasa divonis.

Hindari Sebutan Nakal

Jika tuduhan nakal itu diberikan berulang-ulang oleh banyak orang, akan menjadikan anak yakin bahwa ia memang nakal. Bagaimanapun nakalnya si anak, pada mulanya tuduhan itu tidak menyenangkan bagi dirinya. Apalagi, jika sudah sampai menjadi bahan tertawaan, cemoohan, dan ejekan, akan sangat menggores relung hatinya yang paling dalam. Hatinya luka. Ia akan berusaha melawan tuduhan itu, namun justru dengan tindak kenakalannya yang lebih lanjut.

Hendaknya orang tua menyadari bahwa mengingatkan kesalahan anak tidak identik dengan memberikan predikat “nakal” kepadanya. Nakal itu —di telinga siapa pun yang masih waras— senantiasa berkesan negatif. Siapa tahu, anak menjadi nakal justru lantaran diberi predikat “nakal” oleh orang tua atau lingkungannya!

Mengingatkan kesalahan anak hendaknya dengan bijak dan kasih sayang. Bagaimanapun, mereka masih kecil. Sangat mungkin melaku­kan kesalahan karena ketidaktahuan, atau karena sebab-sebab yang lain. Namun, apa pun bentuk kenakalan anak, biasanya ada penyebab yang bisa dilacak sebagai sebuah bahan evaluasi diri bagi para pendidik dan orang tua.

Banyak kisah tentang anak-anak kecil yang cacat atau meninggal di tangan orang tuanya sendiri. Cara-cara kekerasan yang dipakai untuk menanggulangi kenakalan anak seringkali tidak tepat. Watak anak sebenarnya lemah dan bahkan lembut. Mereka tak suka pada kekerasan. Jika disuruh memilih antara punya bapak yang galak atau yang penyabar lagi penyayang, tentu mereka akan memilih tipe kedua. Artinya, hendaknya orang tua berpikiran “tua” dalam mendidik anak-anaknya, agar tidak salah dalam mengambil langkah.

Sekali lagi, jangan cepat memberi predikat negatif. Hal itu akan membawa dampak psikologis yang traumatik bagi anak. Belum tentu anak yang sulit diatur itu nakal, bisa jadi justru itulah tanda-tanda kecerdasan dan kelebihannya dibandingkan anak lain. Hanya saja, orang tua biasanya tidak sabar dengan kondisi ini.

Ungkapan bijak Dorothy Law Nolte dalam syair Children Learn What They Live berikut bisa dijadikan sebagai bahan perenungan,

Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
Bila anak mendapat pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta.

Cara Pandang Positif

Hendaknya orang tua selalu memiliki cara pandang positif terhadap anak. Jika anak sulit diatur, maka ia berpikir bahwa anaknya kelebihan energi potensial yang belum tersalurkan. Maka orang tua berusaha untuk memberikan saluran bagi energi potensial anaknya yang melimpah ruah itu, dengan berbagai kegiatan yang positif. Selama ini anaknya belum mendapatkan alternatif kegiatan yang memadai untuk menyalurkan berbagai potensinya.

Dengan cara pandang positif seperti itu, orang tua tidak akan emosional dalam menghadapi ketidak tertiban anak. Orang tua akan cenderung introspeksi dalam dirinya, bukan sekadar menyalahkan anak dan memberikan klaim negatif seperti kata nakal. Orang tua akan lebih lembut dalam berinteraksi dengan anak-anak, dan berusaha untuk mencari jalan keluar terbaik. Bukan dengan kemarahan, bukan dengan kata-kata kasar, bukan dengan pemberian predikat nakal.
Kamu anak baik dan shalih. Tolong lebih mendengar pesan ibu ya Nak”, ungkapan ini sangat indah dan positif.

Bapak bangga punya anak seperti kamu. Banyak potensi kamu miliki. Jangan ulangi lagi perbuatanmu ini ya Nak”, ungkap seorang bapak ketika ketahuan anaknya bolos sekolah.

Semoga kita nantinya mampu menjadi orang tua yang bijak dalam membimbing, mendidik dan mengarahkan tumbuh kembang anak-anak kita. Hentikan sebutan nakal untuk mendidik anak-anak.


Semoga Bermanfaat

Sumber: dakwatuna




17 komentar:

  1. bener sekali sob,,, kata2 orang tua cukup mempengaruhi perkembangan jiwa seorang anak. Kalau saya, jika keponakan nakal, paling saya bilang ,,,''Kamu tidak boleh seperti itu'',,,

    Tq sob dah sharing :)

    BalasHapus
  2. ya ..terkadang prihatin..ada sebagiaian orang tua sering mengucapkan sebutan itu ke anak nya..mgkn dianggap nya sepele...namun scara psikologis diri anak akan menimbilkan hal yg negatif..
    Semoga kita lebih bijak lagi ya sob.. :)
    tra ksh sdh berbagi ;)

    BalasHapus
  3. Betul sobat saya kerap mendengar kata .. Wah anak saya nakal banget dalam suatu obrolan ibu-ibu.. Berarti pengaruh ya buat perkembangan anak

    BalasHapus
  4. betul sob, saya juga pernah baca yang seperti ini . lanjutkan.

    BalasHapus
  5. wah bener tu sob.. saya juga pernah mendengar tentang hal ini...? bermanfaat nih buat pasutri baru....?

    BalasHapus
  6. Betul sob. Setiap ucapan adalah doa. :)

    BalasHapus
  7. mantap banget sob artikel'nya,, memang kita sebagai orang tua harus pandai dan pinter2 dalam mengajari anak, karena kalau salah mengajari bisa mempengaruhi mental si anak..

    BalasHapus
  8. Luar biasa Mas.Perlu ini jadi pedoman.Thks ya.

    BalasHapus
  9. All: Makasi semua nya sobat...

    Semoga Artikel ini bisa menjadi suatu manfaat kelak nanti nya...

    BalasHapus
  10. .. biasa nya sich kalo gregetan gitu. he..86x. baru dech menyatakan pernyataan seperti itu. he..86x ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sbar...

      itu kunci nya..jngan smpai kita membuat ksalahan yg mungkin nantinya bisa fatal bgi anak2 kita kelak,,, *kya dah punya anak aja XD

      Hapus
    2. .. wha. . ha. . ha. . ha. . ha. . ha. . kan aq dari SMP udah ngemong adek^ aq. jadi dapat dikatakan,, sebagai pembelajaran untuk memiliki anak kelak. begitu. he..86x ..

      Hapus
  11. untungnya saya ga pernah gitu sama anaku
    memory anak sangat peka,sebaiknya beri perkatan yg baik untuk anak,meskipun kita marah

    BalasHapus
    Balasan
    1. tepat sekali sobat...

      semoga aja nanti nya anak kita bisa mnjdi seseorang yg berguna bagi dirinya dan orang lain

      Hapus

Silahkan Anda Berkomentar Dengan Baik dan Sopan.

~Pesan Komentar Yang Menyertakan Link Hidup,SPAM,JUNK ,dan sejenisnya ,akan Saya Hapus Dari Postingan ini.

~Bagi Yang Meng-Follow Blog Ini,Jangan Lupa Dikonfirmasi Agar Saya Bisa Meng-Follow sobat kembali

~Maaf juga jika saya sering kali tidak membalas komentar dari Anda

Komentar Anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Terima Kasih!!!

Diberdayakan oleh Blogger.